Guru Tidak perlu Gelisah Menghadapi UKG
Mendekati pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) yang akan dijalankan 
pada akhir bulan ini, mulai muncul berita-berita menyesatkan di kalangan
 guru. Berita sesat ini diantaranya dihembuskan oknum tidak bertanggung 
jawab di dinas pendidikan kabupaten atau kota. Para guru diminta fokus 
menyiapkan diri menghadapi ujian.
Kabar mulai munculnya berita bohong atau 
sesat ini tercium oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). “Kami 
prihatin dengan kasus ini. Guru kok terus-terusan jadi korban 
kejahatan,” ujar Ketua Umum PB PGRI Sulistyo di Jakarta kemarin (8/7).
Sulistyo menjelaskan, kabar menyesatkan ini muncul dalam beberapa 
jenis. Diantara yang paling dominan adalah, oknum dinas pendidikan 
mengatakan jika UKG ini bisa berdampak pada jabatan guru. Menurut 
Sulistyo, oknum tadi menyebarkan informasi sesat yang menyebutkan bahwa 
jika tidak lulus UKG guru bersangkutan akan dicopot dari posisi guru dan
 dijadikan pegawai TU (tata usaha).
“Kabar ini tentu sangat menyesatkan. Kasihan para guru,” kata dia. 
Sulistyo meluruskan jika UKG ini tidak ada kaitannya dengan posisi guru.
 Selain itu, UKG juga tidak dikaitkan dengan pengucuran tunjangan 
profesi pendidik (TPP). Jadi jika ada guru yang tidak lulus UKG, dia 
akan tetap menjadi guru dan juga tetap menerima TPP bagi guru yang 
bersertifikat.
Sulistyo menduga ada motif uang dengan tersebarnya kabar menyesatkan 
ini. Dengan adanya kabar tersebut, para guru tentu gelisah dan gundah. 
Selanjutnya, oknum dinas pendidikan ini lantas mengkoordinir guru-guru 
yang gelisah tadi untuk membentuk semacam penataran bertarif tinggi. 
Nah, dari proyek penataran inilah oknum dinas pendidikan itu 
mengumpulkan uang dari para guru.
Selain itu, tujuan menyebarkan kabar sesat ini memang sengaja untuk 
membuat iklim pendidikan di daerah gaduh. Dengan demikian, guru tidak 
bisa mengajar dengan tenang.
Apapun tujuannya, Sulistyo mengatakan jika penyebaran berita sesat 
ini merupakan perbuatan tercela. Selain itu juga bisa masuk kategori 
penipuan. “Sebab sudah jelas dari Kemendikbud tujuannya hanya untuk 
pemetaan,” katanya.
Sulistyo meminta para guru untuk menghiraukan berita sesat tersebut 
Sebaliknya, para guru diminta untuk fokus menghadapi UKG. Sulistyo 
meminta guru tidak perlu takut untuk menghadapi ujian ini. Dia berharap,
 para guru bisa menjawab soal ujian secara jujur sehingga hasil UKG bisa
 objektif.
Jika hasil UKG bisa objektif, bisa menjadi semacam dasar kebijakan 
untuk Kemendikbud mengeluarkan program-program peningkatan kemampuan 
guru. “Peningkatan kemampuan guru ini sejalan dengan misi PGRI. Jadi 
kami dukung ujian ini,” kata dia.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang 
Kebudayaan Musliar Kasim prihatin mendegar munculnya berita sesat di 
kalangan guru tersebut. Dia mengatakan, prilaku menyebarkan berita sesat
 itu sudah menjurus pada penghasutan. “Guru saya kira sudah bijak. 
Jangan percaya atau termakan hasutan itu,” tandasnya.
Dia meminta guru harus terus berkoordinasi dengan LPMP (Lembaga 
Penjamin Mutu Pendidikan) di setiap provinsi. Selain itu, guru juga 
harus meminta informasi yang akurat dari pegawai dinas pendidikan yang 
sudah dipercaya.
Musliar lantas meluruskan kebijakan soal UKG tersebut. Dia 
mengatakan, ujian yang akan digelar pada 30 Juli itu khusus untuk guru 
bersertifikat. Dia menegaskan ujian ini tidak ada kaitannya dengan 
posisi guru maupun pengucuran TPP. Dia mengatakan, guru yang tidak lulus
 UKG tetap menjadi guru. Hanya saja setelah UKG guru yang tidak lulus 
ini akan mengikuti semacam pendidikan dan pelatihan.
“Profesi guru juga perlu recharging, jangan leha-leha. Seperti dengan
 profesi dokter atau lainnya,” kata dia. Musliar tidak ingin guru yang 
sudah menerima sertifikasi harus secara berkala dikontrol kompetensi 
mengajarnya. Dengan pendapatan yang meningkat tajam, Musliar meminta 
guru bijak dalam membelanjakan gajinya. Diantaranya dengan menyisihkan 
untuk mengikuti seminar-seminar peningkatan kompetensi.(jpnn.com)
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar